6.18.2010

Human Nature? Oh, really


 "When you just broke up with someone, you tend to remember only the bad memories you had with them and ignoring the good ones. I guess that's just human nature."
Gw nulis quote itu beberapa tahun lalu, a year or two maybe. Waktu itu salah seorang teman gw baru aja curhat tentang mantannya yang baru aja mutusin dia, trus ngejelek-jelekin dia ke semua orang. Dan ntah kenapa, gw langsung otomatis ngomong itu ke dia dan dia terpukau tapi sialnya dia ga percaya kalo itu gw yang nulis.

His story reminds me so much of myself. How I acted so childish back then.

Isn't it very ironic how we act so differently to one person after we break up with him/her? I mean, why should we do that? Is it true like what I quoted before, is it really human nature? Ataukah emang itu guilty pleasure kita? Sadly I am one of those people who tend to remember only the bad memories after I broke up with my exs. Dan, itu hal yang sangat gw sesalin.

Why do people do that? Why did I do that?

Bukankah dulu semua terasa menyenangkan? Saat kamu pertama kali berkenalan dengannya, memasuki masa penjajakan, sampai akhirnya bisa bersamanya? Penuh keceriaan kan? Ok, aku akui... Kadang pasti kita berantem dan rasa sebal itu muncul, tapi bukankah itu bumbu dari suatu hubungan? Well, that's what I heard. Lalu kenapa setelah terucap 1 kata, itu semua berubah?

Wajar sih kalo baru pertama2 putus, pasti sebelnya bukan main. Tapi apa itu harus terus berlanjut, sampai-sampai lo jadi musuhan dan lost contact sama orang yang lo pernah sayangi? Sama orang yang biasanya selalu ada di keseharian lo? Kemana rasa sayang yang pernah terbangun selama beberapa bulan (bahkan tahun) itu pergi? Mungkinkah hanya dengan mengucap 1 kata, semua itu hilang tak berbekas?

Ada 1 orang yang pernah sangat amat berbekas di hidup gw. Perkenalan kita cukup standar, hanya lewat myspace dan berlanjut ke friendster dan MSN. Masa penjajakan kita pun, bisa terbilang unik karena kita sama sekali ga pernah ketemu. Orang-orang pun juga bingung kenapa kita yang notabene hanya senior-junior di sekolah, bisa tiba-tiba deket pas doi udah lulus SMA? Tapi karena kita sama-sama merasa nyaman ngejalanin apa adanya, jadi kita cuek aja sama apa kata orang. Banyak orang udah menyimpulkan kita udah jadian, padahal... kita bener-bener cuma sebatas teman aja.

Cinta datang karena terbiasa.
Itu cocok banget buat ngedeskripsiin hubungan kita. Karena terlalu seringnya ngobrol, rasa suka berlanjut sayang pun muncul. Kita pun akhirnya jadian. Waktu jadian dan memasuki bulan-bulan ketiga-keempat, frictions starts to show itself. Kita jadi sering ribut, over something really silly. It happens quite a lot. Ekpektasi pun mulai muncul di antara kita untuk satu sama lain, itu juga jadi pemicu terbesar. Sampai akhirnya kita sama-sama lelah, dan hubungan berakhir di bulan ke 7 lewat beberapa hari.

Setelah itu, yah karena gw masih sangat muda, gw pun bertingkah kekanakan. I bad talk him in front of others, even in one of the social service where he can actually see it. Dia pun gerah dengan sikap gw itu dan mengirim pesan ke gw. Pesan itu, terakhir kalinya gw dan dia ngomong.

Until now, I regret every single thing I did that might have hurt his feelings. I've apologize to him (sayangnya ga secara langsung), but sometimes when you realized you did something wrong... It is all just too late to fix. Tapi gw dalam hati ga pernah berhenti yakin kalo gw suatu saat bisa temenan lagi sama dia, coz he really is a good friend. He is so far, my best I ever had.

Emang sih waktu awal-awal putus, all I think about was our bad memories. Tapi semakin ke sini, gue malah semakin sadar tentang baik-baiknya dia. Telat banget emang, yah seenggaknya itu bisa membuat gw sadar gw bikin salah dan berusaha ga ngelakuin lagi. Hee :)

Gw iri sama orang-orang yang bisa temenan sama mantan-mantannya, seru aja gitu bisa temenan sama bekas pacar lo. Yah, walau pun emang sih biasanya kalo lo temenan sama mantan lo pasti bikin rada ga enak di posisi pacar baru lo. Pengen deh bisa gitu tapi, semoga kesampean. Ga usah muluk-muluk, sama #4 aja udah cukup :)
T0odles!



5 comments:

mirzarfina said...

dalem bangeeeeeeeeeettt~~
ah jadi sedih~

masalahnya, gue pun masih mempertanyakan jawaban dari pertanyaan lo itu. (ribet nih bahasa)

gue mau tanya ke dosen dulu ya.. :)

Anonymous said...

"To reason rightly one must be neither in love nor in anger; for those two passions reduce us to the level of animals; and unfortunately we are never so much inclined to reason as when we are agitated by one or the other of them."
- Casanova

Kar-inya Utami Putri said...

sumpah gue suka banget sama ini mel :D

Melinda S said...

@ fina: heh, manee katanya mau nanya dosen lo? wuuu

hihi, masa si dalem? ma'aci anake :*

Melinda S said...

@ inya: thaaank you inyaa :D